Di daerah Jawa, di saat bulan Suro seperti saat ini, bagi banyak masyarakat Jawa sepertinya mempunyai makna yang khusus. Bahkan Mereka menyambutnya dengan berbagai kegiatan, ada yang nanggap wayang semalam suntuk, melekan, tirakatan, memandikan pusaka-pusaka, jimat dan semacamnya yang di anggap bertuah. Bahkan agaknya bulan Suro juga dianggap gawat bagi sebagian masyarakat jawa. Orang punya hajat misalnya, mereka selalu menghindari bulan tersebut lantaran takut celaka atau mendapat sial.Contohnya, Sunatan, Menikahkan anak dan lain sebagainya. Tetapi, mereka tidak takut saat acara Bayen, ato melahirkan anak pada bulan syuro. he he...
Mari kita mengingat kebelakang tentang istilah bulan syuro,...
Ada dugaan, hanya dugaan saya aja ya, bukan pendapat dan pedoman lo...
Mungkin nama Syuro, seperti nama-nama bulan Jawa yang lain, bermula dari istilah bahasa Arab. Yaitu Dari kata Asyuro. Dan Asyuro itu jatuh pada hari ke sepuluh Muharram, mengapa disebut demikian, banyak ulama yang berbeda pendapat dalam menafsirkannya. (Asyuro bersumber dari kata "Asyuro" atau "Asyrah" yang berarti sepuluh).
Ada yang mengatakan, disebut demikian karena memang Asyuro itu hari yang ke sepuluh Muharram. Ada yang mengatakan karena hari itu merupakan saat Mulia yang ke sepuluh, dari sepuluh saat yang dimuliakan oleh Allah, sembilan lainnya adalah: bulan Rajab, Sya'ban, Ramadhan, malam Qadar, Hari Fitri, hari-hari 'Asyar, hari Arafah, hari Nahr, dan hari Jumat.
Namun, Ada yang mengatakan karena hari Asyuro itu terjadi peristiwa-peristiwa penting dalam kehidupan 10 Nabi Allah.
Umat Islam sendiri menyambut bulan Muharram (Syuro) sebagai awal tahun baru Hijriyah. Sedang di hari Aysuro-nya, yaitu tanggal 10 Muharram, sunah melakukan puasa. Karena ada riwayat yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. berpuasa pada hari itu, seperti misalnya yang dinyatakan oleh shahabat Ibnu Abbas R.a.:
"Ketika Nabi Saw. tiba di Madinah, beliau
melihat orang-orang Yahudi puasa pada hari Asyura, Nabi Saw. bertanya:
'Hari apa ini?' Jawab mereka: 'Hari ini hari yang baik. Pada hari ini
Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuh-musuh mereka, karena itu Musa
mempuasainya.' Sabda Nabi Saw.: 'Aku lebih berhak daripadamu dengan
Musa. Karena itu Nabi Saw. mempuasainya dan menyusruh mempuasainya.'" (HR al-Bukhari)
Kalau kemudian ada kepercayaan bahwa bulan Syuro itu merupakan bulan gawat atau bulan sial, boleh jadi itu ada kaitannya dengan tragedi
terbunuhnya Sayyidina Huesin bin Ali r.a, cucunya Nabi Muhammad SAW yang terjadi pada hari Asyuro di
bulan Muharram.
Selain alasan tersebut di atas, saya tidak tahu. Mengapa orang mengira bulan Syuro itu bulan serem dan bulan gawat, mengapa orang pada mengeluarkan senjata dan memandikannya, mengapa orang menghindari bulan itu untuk melaksanakan perhelatan dan sebagainya, terus terang saya tidak tahu. Kalau hal itu benar, artinya bulan itu memang bulan gawat jadi kasihan dong masyarakat Jawa. He he... Wong yang punya Syuro cuma orang Jawa...
He he he...
ikut ngumbah jimat sek, ah...
ikut ngumbah jimat sek, ah...
ilat jowo ga iso nyebut asyaro.
ReplyDeletemaulud yo dadi mulud
shofar yo dadi sapar
he he,...
Deletebetul iku, bismilah yo dadi semelah,...
banyak jimat dan pusaka yang di mandikan dan di jamass,...
ReplyDelete